Home » PANTAI BOOM BANYUWANGI MILIK UMUM ATAU PELINDO..??

PANTAI BOOM BANYUWANGI MILIK UMUM ATAU PELINDO..??

by admin
1215 views
Pantai BOOM

Opini Publik : radarpublik.net – Pantai BOOM Banyuwangi yang terletak di wilayah antara Kelurahan Mandar, Kepatihan, Lateng merupakan dahulunya pantai publik yang semua Masyarakat Banyuwangi dapat menikmati secara secara leluasa karena bagian dari lingkungan berkehidupan sehari-hari, hanya pada waktu ada kegiatan “hiburan” saja, untuk memasuki pantai ini dipungut tiket masuk. Pantai ini juga sudah menjadi bagian kehidupan “Masyarkat Adat” sekitara Pantai Boom, di mana pantai dan pesisirnya merupakan topangan dan tumpuan kehidupan/lingkungan masyarakat nelayan sekitar sejak jaman dahulu kala sebelum kemerdekaan, terutama Kampung Mandar dan Melayu karena asal-usul kekerabatan nenek moyang yang masih ada pertalian persaudaraan.

Kehidupan Adat dan kewilayahan Adat terbagi secara teretorial hukum, yang dapat dianalisis secara dokumen sejarah. Dokumen yang tersimpan maupun yang terpublikasi di media, menggambarkan foto-foto sejarah dari waktu ke waktu, wilayah Pantai BOOM terbagi atas wilayah bidang kepemilikan Hak Tanah Yasan/masyarakat umum dan Property Aset (infrastruktur) Peninggalan Jaman Belanda. Hak wilayah masyarakat adat terdiri adanya bidang lahan yang digunakan sebagai usaha rakyat, berupa pergudangan dan usaha kecil para nelayan maupun bongkar muat perdagangan, juga penggunaan dermaga yang berbeda peruntukan. Misalkan di Kolam Basin depan Gedung Peninggalan Belanda digunakan Gudang Lloyd, terdapat 3 Dermaga pelabuhan bongkat yang teruat dari kayu, sebelah Timur bongkar perdagangan masyarakt, sebelah Barat untuk Nelayan, Selatan (Depan Lloyd merupakan peruntukan Pabrik Kopra, Sebelah Utara menuju keluar Kolam Basin (arah Laut Selat Bali)

Baca juga:  AXA Mandiri: Jangan Gegara Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga!

Bagian Ujung Pantai Boom (Timur), merupakan pelabuhan kapasitas sedang, yang digunakan untuk pelayanan pelayaran antar Pulau, bahkan pemberangkatan Jemaah Haji (sebelum kemerdekaan) dari Banyuwangi, juga berangkat dari Pantai Boom ini. Sisi timur dari pelabuhan Haji, tetap terjaga sebagai pantai publik yang dinikmati secara leluasa oleh masyarakat, bahkan di daerah tersebut dibangun beberapa fasiltas/wahana hiburan oleh Pemerintah Banyuwangi (80an). Disisi pantai publik ini, selain menurunkan tangkapan ikan nelayan, juga nelayan mencari bibit/benur lobster dengan cara “Nyotok” dan berkembang budaya hitung nener/benur sambil bernyanyi di Kampung Melayu/Mandar.

Terdapat peninggalan pabrik pengolahan minyak kopra jaman Kolonial di depan Kolam Basin (Lloyd), dikenal di masyarakat dengan Pabrik Nabati, yang jaringan rel kereta apinya mulai dari Pantai Boom, Naga Bulan/Tukang Kayu, Kabat, Rogojampi. Yang kemudian gudang-gudang tersebut menjadi bangunan mati yang sempat dimanfaatkan menjadi sarana olah raga masyarakat, untuk bermain volley dan badminton oleh pemuda dan karang taruna masyarakat sekitar Boom.

Related Articles