Home » Membaca Partai Politik Dengan Jernih, Senjakala Berhala Politik

Membaca Partai Politik Dengan Jernih, Senjakala Berhala Politik

by admin
60 views

Opini Publik: radarpublik.net – Partai politik bukan berhala! Partai politik adalah sarana para elit untuk meraih kekuasaan. Ia adalah sarana dalam bentuk organisasi. Jadi saya langsung saja bilang: partai tak perlu diberhalakan, dan jangan pernah diberhalakan!

Seberjasa apa pun di masa lampau, sebuah organisasi yang orang-orangnya silih berganti, tetaplah bukan berhala yang perlu disembah dan dibela mati-matian secara membabi-buta.

Baiklah, kita mesti tenang dan berpikiran jernih dalam membedah soal partai ini. Banyak orang jadi gampang tersinggung dan baperan (oversensitif) tatkala nama satu partai kita soroti. Kita tidak membicarakan salah satu partai, atau salah dua partai. Kita bicara soal Partai Politik di Indonesa sekarang ini, secara umum.

Baca juga:  Neta S Pane: Ketidakmampuan Menuntaskan Kasus Sigi adalah Kegagalan Idam Azis Sebagai Mantan Petinggi Densus 88

Sebelumnya, kita mulai dulu dengan membaca kembali renungan Soe Hok Gie, seorang aktivis muda yang sampai mati konsisten menggempur kediktatoran perilaku politik maupun kediktatoran narasi intelektual:

“Dunia itu seluas langkah kaki. Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.

Hanya ada dua pilihan: menjadi apatis atau mengikuti arus. Tapi, aku memilih untuk jadi manusia merdeka. Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.

Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau. Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.

Related Articles