Opini Publik : radarpublik.net – Dibandingkan dengan perusahaan asuransi jiwa seperti Jiwasraya, Asabri, Bumiputera dan WanaArtha Life yang sudah atau sedang babak belur tentu saja AXA Mandiri jauh berbeda. Ia adalah perusahan yang jauh lebih sehat.
Paling tidak sehat jika ditilik dari kinerja yang tercermin di laporan keuangannya. Yang terakhir dirilis adalah laporan keuangan kuartal empat tahun 2020. Angka (kuantitatif) yang ditunjukan dalam laporan keuangan sungguh moncer.
AXA Mandiri tidaklah gagal bayar seperti Jiwasraya-Asabri. Tahun 2020 kemarin AXA Mandiri telah membayarkan klaim dan manfaat asuransi senilai Rp 4,8 triliun.
Total ekuitas AXA Mandiri juga tercatat tumbuh 3% menjadi Rp 2,99 triliun. Kinerja transformasi bisnisnya juga berhasil menaikkan total asset dari 32,75 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 37,6 triliun di tahun 2020.
Menutup tahun 2020, PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) melaporkan pendapatan preminya mencapai lebih dari Rp 11 triliun. Ini peningkatan 17,8% dari tahun sebelumnya (2019).
Setelah dikurangi premi re-asuransi serta ditambah perolehan hasil investasi, jasa DPLK dan pendapatan lain maka total pendapatan (top-line) AXA Mandiri mencapai Rp 12 triliun lebih! Kemudian setelah dikurangi segala beban dan pajak maka AXA Mandiri berhasil membukukan laba komprehensif (bottom-line) sebesar lebih dari Rp 1 triliun. Net Profit After Tax (NPAT) sebesar 8,33%!
Dengan Rasio Solvabilitas atau Risk Based Capital (RBC) mencapai 536%, ini angka yang jauh di atas batas minimum yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu 120%, AxaMandiri sangat solid.