Home » Gerakan Tutup Mulut dan Tidak Nyiyir

Gerakan Tutup Mulut dan Tidak Nyiyir

by admin
26 views

Opini: radarpublik.net Oleh: Andre Vincent Wenas

Situasi krisis membuat sumbu jadi pendek. Cepat meledak, cuma gara-gara soal sepele. Sepele atau cetek lantaran memang pemikirannya yang dangkal.

Nasihat nenek dulu, pikir dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna, atau hati boleh panas tapi kepala mesti tetap dingin, pikir dua tiga kali baru bertindak. Sudah berubah jadi gaya preman, pukul dulu kalo salah (dan seringnya ngawur) baru minta maaf kemudian.

Memang betul bahwa banyak orang miskin yang terancam kelaparan. Tapi janganlah mereka cuma dijadikan komoditi untuk politisasi murahan. Sementara yang mengumbar-umbar kesusahan rakyat miskin itu malah tidak berkontribusi apa-apa.

Mereka mengeksploitasi kesusahan (dan beberapa kasus kemarahan rakyat yang agak emosional) hanya untuk memanas-manasi situasi. Mendiskreditkan pemerintah yang sedang susah payah mendistibusikan bantuan, terutama untuk rakyat lapisan bawah.

Baca juga:  Sinyal Pelanggaran HAM BERAT Rezim Jokowi

Bukankah lebih baik ikut menyejukan suasana, agar sistem sosial politik kita bisa berpikir cerdas dan bertindak bijaksana dalam suasana yang sedang genting seperti ini? Berikanlah sedikit ruang kelegaan bagi kita semua.

Kalau pun tidak bisa memberi bantuan, minimal tidak usil mengganggu proses nasional yang sedang bergulat mengatasi prahara ini. Dengan diam dan tutup mulut misalnya. Atau mengendalikan jarinya supaya tidak meneruskan pesan-pesan buruk dan menakut-nakuti masyarakat. Bisa khan? Gampang dan gratis kok.

Related Articles