Home » Fenomena Tiga Besar Parpol di DKI Jakarta dari Hasil Survey Elektabilitas Q1-2021 » Halaman 3

Fenomena Tiga Besar Parpol di DKI Jakarta dari Hasil Survey Elektabilitas Q1-2021

by admin
105 views
survey elektabilitas

Survei Tokoh Parpol oleh Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini dilakukan terhadap 1260 responden di 34 provinsi pada 29 Maret – 4 April 2021.

Apakah ini juga yang menyebabkan elektabilitas Golkar di DKI Jakarta ikut terdongkrak? Ya bisa saja, kemungkinan itu tidak tertutup. Dalam politik semua bisa jadi mungkin lantaran semua bisa pula saling berkorelasi, baik positif maupun negatif.

Dan rupanya persaingan internal antara Airlangga Hartarto dengan Bambang Soesatyo (Ketua MPR) dipandang sehat-sehat saja dalam konteks demokrasi oleh para konstituen. Kemungkinan besar juga Golkar tidak lagi dipandang sebagai partai dinasti atau partai keluarga pasca rejim orba tumbang.

Singkat kata, kelihaian Golkar sebagai organisasi atau parpol memang mesti diakui bahwa kelasnya cukup tinggi. Golkar boleh dibilang “suhu” dalam dunia persilatan politik nasional.

Sementara PSI sebagai partai paling muda ternyata bisa juga menohok terus ke papan atas di kancah perpolitikan ibu kota. Parpol ini dipandang sebagai suatu fenomena disruptif. Bikin kacao para kecoa politik maupun para anteknya.

Baca juga:  Komisi Informasi Diduga Membangkang ,PKN Aksi Demo

Parpol ini seperti garam, walau kecil tapi bisa memberi rasa gurih. Juga garam itu bisa bikin lintah yang selama ini menghisap darah (uang) rakyat mulai gerah dan meleleh.

Intinya, PSI dipandang parpol progresif yang mampu menggoyang zona nyaman para penyamun politik yang selama ini dengan rakus merampoki APBD (uang rakyat).

Adalah realitas politik yang terbantahkan pula bahwa PSI adalah parpol yang paling konsisten dalam mengritisi kebijakan eksekutif di Jakarta. Berbeda dengan beberapa tokoh parpol lain yang hanya dibilang hanya koar-koar tanpa komitmen yang jelas.

Begitu mereka diajak oleh PSI untuk menginterpelasi Gubernur Anies, semua malah mingkem. Pura-pura budeg dan malah meninggalkan PSI sendirian, bahkan walk-out saat PSI menyampaikan pandangannya di parlemen.

Baca juga:  Bencana Alam atau Bencana Akal Sehat?

Ada pula tokoh parpol lain yang baru jadi kritis (atau cuma acting seolah kritis) terhadap kebijakan Anies hanya pada saat-saat masa pemerintahannya sudah hampir habis.

Related Articles